Breaking News
Ayo Gabung
Siapa Yang Menemani Kita ?

Siapa Yang Menemani Kita ?

Baca Dulu Yang ini

Selamat datang di website resmi Pondok Pesantren Salafiyah Ushuluddin Martapura Timur, dalam pepatah ketika ada pertemua pasti akan ada perpisahan , pepatah tersebut mungkin sedikit pantas untuk kalimat yang pasti akan kita alami, yaitu ketika makhluk yang bernyawa (hidup) di dunia ini pastilah akan mengalami kematian. kita sebagaima makhluk Allah SWT yang paling sempurna di antara golongan makhluk lainnya harusnya kita lebih bersyukur dan lebih mendekatkan diri kepada Allah, namun apa yang terjadi tidak sedikit dari kita ketika kita senang , bahagia, mewah kita lupa akan pencipta kita dan pemberi kenikmatan serta kemewahan tersebut, namun sebaliknya ketika diberi kesusahan seolah-olah teraniaya diri kita ,dan baru ingat akan Allah SWT. semoga kita semua dan para pembaca website pondok pesantren ushuluddin tambak anyar ilir ini tidak tergolong orang-orang yang lalai akan Allah, dan semoga selalu mampu menjaga Allah SWT, sehingga Allah SWT pun akan menjaga kita semua, Amin. 

Dalam bahasan kali ini kita akan sedikit mengulas tentang kematian, dari kutipan diatas bahwasanya ketika kita hidup pastilah kita akan mati, nah di dalam kita mati siapa saja yang akan menemani kita?, dikutip dari Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahihnya dari hadits Dari Anas bin Malik radhiyallohu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, 

« يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ ».
Mayit itu diikuti oleh tiga golongan, akan kembali dua golongan dan satu golongan akan tetap menemaninya, dia akan diikuti oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka keluarga dan hartanya akan kembali pulang sementara amalnya akan tetap menemaninya”. Hadits ini telah dijelaskan oleh Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hambali di dalam risalah yang sangat berharga,

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.. (QS. Al-Munafiqun: 9).

Mungkin sedikit nyerempet sesuai tulisan yang sebagai pembuka, bahwa kita harus selalu mengingat Allah SWT, mengapa demikiat bahwasanya ketika kita dalam keadaan senang dan susah selalu mengingat Allah SWT kita pun juga akan di ingat di di pedulikan oleh Allah SWT. 

Al-Hakim meriwayatkan di dalam kitabnya Al-Mustadrok dari hadits Sahl bin Sa’d radhiyallohu anhu bahwa Jibril ‘alaihis salam datang kepada Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam lalu berkata,

 يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكِ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ “
Wahai Muhammad hiduplah sekehendakmu namun engkau pasti akan mati, cintailah siapa saja yang engkau cintai namun engkau akan meninggalkannya, dan berbuatlah apa yang engkau kehendaki namun engkau akan mendapat balasannya, kemudian Jibril berkata: Wahai Muhamad kemulian seorang mu’min ada pada saat melaksanakan qiyamullail dan kehormatannya pada ketidakbutuhannya pada manusia”. .

Maka apabila anak Adam mati, dan meninggalkan dunia ini maka dia tidak mengambil manfaat apapun dari keluarga dan hartanya kecuali doa keluarga baginya, permohonan ampun mereka untuk dirinya dan perbuatan-perbuatan yang dijelaskan oleh syara’ yang bisa mendatangkan manfaat untuk dirinya serta apa yang dikeluarkan dari hartanya untuk kebutuhan dirinya.

Sungguh itulah penegasan yang sangat gamblang dan mudah dimerngerti ketika kita mati jelas ada 3 hal yang akan mengiringi jenazah kita , yaitu keluarga, harta dan amal kita selama hidup, dan ketika kita masuk di liang Kubur, siapa yang setia menemani kita, ialah amal kita yang setia, sedang keluarga dan harta kita hanya mengiringi kita hingga sampai di tanah kubur saja. Untuk itu marilah kita berlomba-lomba untuk mencari amal yang baik untuk Allah dan semata-mata apa yang kita lakukan hanyalah untuk Allah.
demikian ulasan berikut ini semoga dapatnya bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Silahkan Berkomentar dengan Bijak dan sopan, Boleh berkomentar sesuai dengan Bahasan namun di larang keras melakukan SPAM

Emoticon