Baca Dulu Yang ini
Para Pembaca web Resmi Pondok Pesantren Ushuluddin, Martapura Timur, dalam tulisan ini marilah kita berfikir sejenak apa yang terkandung dalam hati kita dan yang mungkin menjadi fenomena dalam kita menjalankan suatu keiklasan, dalam bahasan kali ini penulis mengajak berenung sejenak dengan keadaan ketika kehilangan sesuatu yang telah kita cintai sehingga timbul suatu pertanyaan bahwa
Mampukah kita tetap bersikap positif saat kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari sisi baiknya serta melupakan sakitnya suatu “musibah”?
Kebanyakan dari kita mungkin belum bisa. Karena memang kecenderungan manusia dalam mencinta, lupa bahwa apa yang disenanginya hanyalah titipan semata, yang setiap saat bisa diambil kapan saja. Allah menyiratkan itu dalam QS. Al-Adiyat [100]:6-8:
إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ. وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ. وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ.
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
Atau barangkali ada di antara kita yang telah mampu bersikap positif saat didera musibah, namun bisa jadi itu bersifat sementara. Hari ini kita mungkin bisa tabah mengikhlaskannya, namun esok hari belum tentu bisa begitu karena suasana hati yang tidak menentu. Kalau demikian, berarti cara pandang positif belum menjadi akhlaq kita. Karena sesuatu dikatakan telah mengakhlaq di dalam diri manakala itu telah mendarahdaging, di mana geraknya bersifat substantif, tidak insidentil. Ia akan berpikir dan bertindak positif kapanpun, dimanapun, sendirian maupun bersama siapapun.
Karena itu, orang-orang yang telah memiliki cara pandang positif sebagai akhlaqnya bisa dikatakan sebagai orang-orang yang telah memetik buah dari pohon keimanan dan keberislaman. Ya, karena akhlaq positive thinking tidaklah mungkin bisa terbangun kalau tidak karena dasar aqidah yang kokoh dan keberserahan diri yang total kepada Allah SWT. mungkin cuplikan diatas dapatnya menjadi sorotan dan renungan kita bersama dalam mendapat dan bersyukur kepada Allah SWT.
Silahkan Berkomentar dengan Bijak dan sopan, Boleh berkomentar sesuai dengan Bahasan namun di larang keras melakukan SPAM
Emoticon