Baca Dulu Yang ini
Para Ahlus Sunnah
memerintahkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu waTa’ala, dan
menjalankan apa yang menjadi perintah Allah SWT serta menjauhi yang tidak
dilarang oleh Nya. seperti halnya memberikan hak kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Tak hanya itu Mereka juga mengajak untuk berbakti kepada ibu dan
bapak (kedua orang tua) dengan cara patuh kepada mereka di dalam masalah yang
tidak berupa kemaksiatan, berbuat baik kepada mereka dalam bentuk ucapan dan
perbuatan; bersilaturrahim, yakni berbuat baik kepada kaum kerabat dekat, baik
terhadap tetangga dengan mengorbankan kebaikan dan tidak mengganggu mereka; dan
berbuat ihsan kepada anak-anak yatim, dengan cara mengelola dan membina keadaan
mereka dan harta mereka serta berbelas kasih kepada mereka.
Mereka juga senan
tiasa berbuat ihsan kepada kaum dhu'afa (fakir dan miskin) dengan cara memberi
sedekah dan bersikap ramah kepada mereka; berbuat ihsan kepada musafir, ramah
kepada apa saja yang dimiliki, termasuk kepada hewan ternak sendiri. Ramah atau
bersikap lembut itu lawan dari sikap kasar.
Sungguh sangat di
larang bagi Ahlus Sunnah untuk bersikap membangga-banggakan diri, sombong dan
zhalim. Yang dimaksud membangga-banggakan diri dan sombong adalah
membangga-banggakan kehormatan dan kelebihan, seperti kedudukan dan keturunan.
Zhalim artinya, penganiayaan terhadap orang lain dan melecehkannya, seperti
mereka lebih mulia dari pada orang lain dan menganggap remeh mereka serta
menyakiti mereka dengan haq ataupun tidak haq. Sebab, orang yang melecehkan orang
lain dengan haq, maka ia telah berbangga diri; dan jika melecehkan dengan cara
tidak haq maka ia telah berbuat zhalim. Kedua-duanya tidak boleh dilakukan.
Ahlus Sunnah sangat
mengajak kepada akhlak yang mulia, yaitu akhlak yang terpuji dan melarang akhlak
yang buruk dan rendahan.
Semua apa yang
dikatakan dan dikerjakan oleh Ahlus Sunnah dan apa yang mereka perintahkan dan
apa yang mereka larang sebagaimana tersebut di atas dan hal-hal yang tidak
disebutkan, semuanya mereka ambil dari al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, mereka sama sekali tidak mengada-ada (melakukan
bid'ah) dari sisi mereka sendiri dan tidak bertaklid kepada siapa-siapa, sebab
Allah Subhanahu waTa’ala telah berfirman,
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا
تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ
وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ
مُخْتَالًا فَخُورًا [النساء/36]
Artinya:"Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri." (An-Nisa’: 36).
Semoga dengan
demikian kita semua tergolong, dan menjadi ahlus Sunnah , Amin.
Silahkan Berkomentar dengan Bijak dan sopan, Boleh berkomentar sesuai dengan Bahasan namun di larang keras melakukan SPAM
Emoticon